Selasa, 27 Juni 2017

Manusia Bukan Robot

Waktu itu datanglah ibu2 yang ke emha, rumahnya agak jauh juga.Entah siapa yang ngasih tahu sampai ke sini. Yang jelas beliau menceritakan keluhan yang ada di perutnya tidak kunjung membaik. Padahal sudah dibawa kemana-mana, sampai di rumah sakit - rumah sakit baik yang ada di Sragen ataupun di Solo. Berbagai dokter dokter ahli dan spesialis dia kunjungi. Beliau termasuk orang yang terdidik sehingga jalur pengobatan yang dipilih adalah pengobatan yang kredibel. Namun selama berbulan - bulan maka perbaikan juga belum didapatkan. Qodarullah di Emha beliau bisa menaruh kepercayaan. Sehingga riwayat penyakit sampai berbagai masalah bisa terceritakan. Beliau dulu adalah seorang ibu yang penuh perhatian terhadap anak. Sosialisasi terhadap tetangga baik, akhlak dalam keseharianyapun juga dikatakan baik. Bahkan tetangganyapun mengakuinya. Usut punya usut sekitar delapan bulan yang lalu beliau ternyata kehilangan suaminya karena meninggal dunia. Mulai saat itulah terjadi beberapa perubahan termasuk perubahan akhlak menjadi lebih temperamen. Menjadi mudah marah terhadap anak-anak dan tidak sabaran. Setelah ditelusuri lagi ternyata sikap kepasrahan terhadap ujian hidup dari penerimaan kenyataan pahit masih belum sempurna. Sehingga ganjalan masih terus dirasakan.

Dengan pengobatan sederhana, sharing dan pemberian solusi motivasi psikis sederhana (yang mungkin banyak kurang diperhatikan) terhadap permasalahan utama maka alhamdulillah justru terjadi perbaikan signifikans.Bahkan perbaikan sudah mulai dirasakan sebelum meninggalkan emha. Manusia adalah makhluk yang tersusun dari fisik dan psikis. Manusia bukan robot yang hanya terdiri dari fisik kumpuan besi dan kabel. Dan sakit fisik bisa bersumber dari psikis yang bermasalah. Maka perhatian terhadap manusia harus secara utuh. Kesembuhan kadang justru bisa berasal dari diri sendiri dengan kembali kepada yang menurunkan obat yaitu dokter yang sebenarnya. Allah Subhana wata'ala. Saya yakin kisah semacam ini akan semakin sering anda jumpai di masa kini. Barakallah
Share:

0 komentar:

Posting Komentar